Benang Merah : Melihat Sisi Lain Dari Sementara, Telah Dan Menjalani Pertemuan Cinta.

By | Januari 28, 2014 Leave a Comment



Pengantar : sebenarnya ana tidak mudah membeli suatu buku apa lagi buku yang tetang motivasi menikah, tapi kali ini berbeda. Karena salah satu penulis dalam buku ini ana sangat kenal maka ana bela-belain untuk membelinya. 



Entah ini kebodohan atau kegundahan. Seperti dalam sebuah pepatah cinta. Katanya, “Cinta tidak pernah mengikuti sajak alasan.” Tak peduli seberapa besar perasaan cinta yang

tertanam hati, ketika kau tidak memberitahukannya maka itu tak akan ada artinya. Jadi kau mencintai seseorang atau sangat mencintainya, nyatakan cintamu dengan baik.”

Bagai mengurai benang kusut, perlahan kau masuk dalam kehidupanku dan menata kembali. Tanpa kata, kau sukses merasuk ke relung hatiku. Karenanya aku bertekad, untukmu, semoga aku bisa mengungkapkan cintaku dengan baik.”


***






Buku yang berjudul “benag merah” ini merupakan buku antologi, bersama 22 penulis, mereka dari berbagai latarbelakang pekerjaan maupun pendidikan. Sesuai perkataan ikhwa yang menjadi salah satu penulis di dalamnya katanya berawal dari, “Event Penulis Tamu”, blog Kemilau Cahaya Emas. 

Setelah membaca beberapa tulisan di dalamnya, ana menilai behasa yang disampaikan dengan lugas, sederhana, kadang-kadang lucu, menggigit. Buku yang baru terbit pada bulan November 2013, kita akan terbawa samudra cinta namun tetap terarah dengan dasar Islam

kumpulan tulisan inspirasi atau kisah cinta ini, ada beberapa tulisan yang menginspirasi untuk terus istiqomah dalam menjaga diri sampai waktunya ‘berbuka’. Sedang tulisan lain belum ana baca karena tulisan tersebut untuk yang mengungkap benang merah dua hati dan mengawal sepasang berikrar serta telah menjalani lama. Moga ini jadi inspirasi ana yang juga masih jomblo. 


Membacanya kita akan terprangkap, akan bunga-bunga cinta karena Allah. Karena para penulis tidak kehilangan arah dalam menuliskannya. Justru tanpa sadar kita akan memperbaiki diri untuk bersiap menghadapi jenjang menikah, atau merefes lagi cinta kita. Dan akibatnya bakalan banyak yang akan mau menikah atau jadi bersyukur udah nikah (atau nikah lagi).

Ini salah satu kutipan yang memberikan motivasi untuk menikah :

Pernikahan memang terlihat tidak mudah karena kita hanya bergelut memikirkannya. Namun bila kita berani bertindak dan berani mengambil resiko serta tanggung jawabnya, insya Allah akan selalu ada jalan atau solusi. Bukankan Allah SWT juga telah menyatakan bahwa pernikahan akan membuka pintu rezeki, jadi mengapa harus takut menikah dalam keadaan tidak mapan? Bukankah menikah adalah tindakan mulia daripada terus melanglang buana yang tidak tentu arah?

(Irda Handayani, Medan, dalam “Rahasia Allah SWT di Balik Jodoh” di halaman 32).

Namun dalam buku ini tak hanya provokasi untuk cepat menikah tetapi adapula untuk mempertimbangkan dalam menikah. Ini dapat di lihat dalam tulisan bunda Mugniar :

Menyegerakan menikah memang sunnah tetapi tergesa-gesa itu dekat dengan mudharat. Bedakan antara menyegerakan dan tergesa-gesa. Ada orang yang mengira sedang menyegerakan tetapi pada kenyataannya dia tergesa-gesa. Akibatnya banyak orang terdekatnya yang dirugikannya selama proses pernikahan bahkan selama dia berumahtangga karena tak dapat memikul tanggung jawab yang terlampau banyak pascapernikahan.

(Mugniar, Makassar, dalam “Menikah Itu Tak Melulu Indah” di halaman 104)


So tentunya kita berterimakasih kepada para penulis telah berbagi pengalaman atau curhat serta nasehanya. Semoga menjadi amal jariah buat semua yang terlibat dalam terbitnya buku ini. Oh iyah Sebelumnya juga kami ucapkan, “Barakallahu laka, wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fil khair” buat penulis dan pembaca yang baru/telah menemukan sekeping hati-nya. Semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah!

0 komentar:

Posting Komentar