The Latest



Pascakeruntuhan rezim otoritarian Soeharto sewindu lalu, Indonesia memasuki masa kritis, antara mengarah pada negara demokrasi atau terjegal menjadi negara pretorian. Lemahnya otoritas lembaga negara pada masa reformasi menjadikannya lahan yang subur bagi tumbuhnya organisasi masyarakat dan gerakan politik massa.

Berkembangnya organisasi masyarakat (ormas) harus dilihat dari dua sisi. Sisi pertama, sebagai petunjuk tumbuhnya kehidupan demokrasi. Studi di pelbagai negara yang baru saja mengalami kejatuhan rezim otoriter menunjukkan terjadinya perkembangan organisasi masyarakat yang sangat pesat. Sisi kedua, pertanda yang bisa menjadi petunjuk bagi lemahnya lembaga otoritas negara yang memicu munculnya masyarakat pretorian.
Terdapat, paling tidak, dua sudut pandang tentang apa yang dimaksud dengan situasi negara pretorian ini. Keduanya tidak saling bertentangan, tetapi cenderung saling melengkapi. Pertama adalah definisi yang dipakai oleh ilmuwan politik Amos Perlmutter dalam bukunya The Military and Politics in Modern Times (1977), yang menggunakan pretorian dalam pengertian kondisi kepemimpinan suatu negara yang lemah yang memungkinkan masuknya kembali militer memegang tampuk kekuasaan. Apabila pemerintahan sipil tidak efektif dan melembaga, badan eksekutif tidak dapat menguasai atau mengontrol tentara. Maka, keruntuhan kekuasaan eksekutif merupakan suatu prasyarat bagi tampilnya pretorianisme. Dalam situasi seperti ini, tentara, berkat kekuatan aktual atau ancaman penggunaan kekuatan, dapat melaksanakan kekuatan politik otonom di dalam masyarakat.
Kedua, apa yang diulas secara mendalam oleh Samuel P Huntington dalam salah satu bukunya yang terkenal, Political Order in Changing Societies, yang mengartikan pretorian secara lebih luas. Bagi Huntington, faktor-faktor penting yang menyebabkan golongan militer melakukan intervensi bukanlah alasan yang bersifat militer, melainkan politis, karena lemahnya struktur kelembagaan dan kesemrawutan politis yang terjadi dalam masyarakat, sehingga dalam negara pretorian bukan hanya tentara, tetapi semua kekuatan sosial melakukan politisasi. Semua jenis kekuatan sosial dan kelompok terlibat secara langsung di dalam politik umum. Politisasi semua kekuatan sosial tersebut terjadi, menurut Huntington, khususnya disebabkan tidak terdapat lembaga politik yang efektif atau, kalaupun ada, lembaga politik itu terlalu lemah untuk mengartikulasikan kepentingan publik.
Apa yang menyebabkan kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi masyarakat di dalam masyarakat pretorian tampak lebih politis ialah karena tidak adanya lembaga politik yang secara efektif dapat menengahi, menghaluskan, serta memperlunak aksi politik oleh berbagai kelompok. Di dalam sistem pretorian, kekuatan-kekuatan sosial bertentangan satu dengan yang lain secara terbuka dan tidak ada lembaga politik, juga tidak ada korps tokoh politik profesional, yang diakui dan atau diterima sebagai penengah yang sah untuk melunakkan konflik antarkelompok masyarakat.
Di Indonesia pertumbuhan partai politik dan ormas berjalan sangat pesat pascajatuhnya kekuasaan militeristik Orde Baru. Partai tumbuh dari tiga menjadi 181 dalam kurun waktu kurang dari setahun, sementara pertumbuhan ormas tampaknya juga ekuivalen dengan partai. Selama tahun 2000-2005, paling tidak terdapat 118 organisasi profesi, 69 organisasi keagamaan, dan 873 lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mendaftarkan diri ke Departemen Dalam Negeri (Depdagri). Namun, karena terjadinya penurunan kepatuhan kepada pemerintah, banyak ormas yang tidak mendaftarkan diri ke Depdagri, lembaga yang pada masa Orde Baru menjadi alat kontrol utama kehidupan keormasan. Seiring melemahnya kekuatan sosial Politik Depdagri pasca-Orde Baru, jumlah ormas yang terdata di Depdagri tidak lagi mendekati realitas yang sesungguhnya karena banyak ormas yang tidak tertarik untuk mendaftarkannya.
Kebebasan berorganisasi menjadi salah satu fenomena yang dramatis yang muncul bersamaan dengan bergulirnya gerakan reformasi 1998. Organisasi juga tak lagi kaku seperti sebelumnya, tetapi lebih bersifat cair dan mudah terbentuk, semudah ia menghilang.
Memasuki masa reformasi, kekuasaan negara dan ideologi Pancasila tak lagi menjadi momok yang menakutkan. Padahal, pada masa Orde Baru kontrol negara atas ormas menjadi penghambat bagi tumbuhnya organisasi masyarakat secara bebas. Bahkan, negara secara ketat mengontrol ideologi ormas sebagaimana negara mengatur partai politik. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan secara eksplisit menunjukkan dominasi yang sangat kuat dari negara atas ormas. Di dalam isi dan penjelasan UU No 8/1985 tersebut bahkan bisa didapati sebanyak 29 kata "Pancasila" untuk menekankan kewajiban ormas menganut paham ideologi negara tersebut. Negara bisa membubarkan ormas jika tidak menganut ideologi Pancasila. Selain itu, demi memudahkan kontrol, negara juga tidak memperbolehkan lebih dari satu organisasi dalam satu jenis profesi.
Setelah kekuasaan Soeharto jatuh, negara tak lagi mengatur kebebasan berorganisasi. Meskipun UU No 8/1985 belum dicabut, hingga kini pemerintah tak memiliki kekuatan untuk kembali melaksanakannya. Tiadanya pengaturan tentang keorganisasian masyarakat menjadikan ormas dapat tumbuh subur dan melakukan aksi-aksinya secara bebas. Kekuatan massa menjadi kekuatan politik, bahkan kini politik identik dengan kekuatan massa.
Tiadanya kekuatan politik dominan menjadikan banyak kepentingan kelompok sosial dan ormas yang berkembang menjadi kelompok penekan dan bermain dalam politik umum. Ketiadaan kekuatan politik dominan sebenarnya telah dibuktikan oleh pemilu multipartai 1999 yang memperlihatkan terfragmentasinya kekuatan politik ke dalam politik aliran dan kelompok kepentingan. PartaiDemokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang memenangi pemilu pun hanya memperoleh 33,7 persen suara. Kondisi ini berlanjut hingga ke Pemilu 2004 yang memperlihatkan kian lemahnya kekuatan politik dominan ketika pemenang pemilu (Golkar) hanya mendapatkan sekitar 22 persen suara. Gambaran ini memperlihatkan tiadanya mainstream politik yang cukup kuat untuk menahan kian terfragmentasinya kelompok kepentingan dan ormas ke dalam perjuangan politiknya sendiri.
Setelah pemerintahan yang baru terbentuk, situasi demokratis memang sangat terasa mengisi udara kebebasan. Pembubaran Departemen Penerangan, misalnya, menjadi tonggak bersejarah bagi kebebasan pers di negeri ini. Namun, liberalisasi di semua bidang kehidupan hanya berjalan sebentar karena kemudian mulai banyak kepentingan bermain memperebutkan wacana publik. Peran ormas kemudian menjadi sangat penting di dalam panggung politik nasional. Mereka sering kali menjadi kelompok penekan (pressure group) yang efektif dalam memengaruhi kebijakan.
Lemahnya lembaga negara ditandai dengan ketidakkonsistenan kebijakan dan ketidakkompakan antarlembaga negara membuat negara dipandang sebagai ajang perseteruan politik ketimbang sebagai pengatur kehidupan masyarakat. Negara, pada kenyataannya, tidak mampu menjalankan fungsi pengarahan, koordinasi maupun fasilitasi terhadap kepentingan publik. Lebih sering, bahkan, sesama elite politik berkonflik daripada menyelesaikan konflik di dalam masyarakat.
Sementara itu, di dalam tubuh lembaga legislatif (DPR) terjadi pembusukan akibat kurangnya integritas moral wakil-wakil rakyat. Korupsi menjadi fenomena umum yang menutupi kinerja mereka. Di mata publik, citra mereka tak juga membaik.
Semua ini diperparah dengan bobroknya lembaga hukum. Sejumlah kasus suap yang terungkap menyiratkan betapa menyedihkan situasi yang dihadapi penegakan hukum di Indonesia.
Kondisi lemahnya lembaga-lembaga negara tersebut dan kurang mampunya partai politik yang ada mengartikulasikan kepentingan publik menjadikan politik nasional demikian terbuka terhadap serangan-serangan aktif kelompok penekan. Dalam situasi ini, ormas beserta kekuatan-kekuatan masyarakat lainnya menjadi terlihat lebih dominan menguasai wacana publik daripada entitas negara. Sejumlah organisasi massa, mulai dari yang bergerak dalam bidang keagamaan, buruh, kedaerahan, hingga pegawai negeri sipil dan birokrat papan bawah (kepala desa), menggalang kekuatan untuk memengaruhi kebijakan politik nasional.
Di tengah kuatnya konflik antarorganisasi dan kelompok masyarakat, negara nyaris tidak memiliki kekuatan sebagai penengah yang cukup disegani untuk menyelesaikan atau mendamaikan perseteruan. Akibatnya, kekuatan antarkelompok masyarakat saling berhadapan dan unjuk kekuatan massa untuk menunjukkan pengaruh politik mereka. Radikalisasi gerakan massa kemudian menjadi fenomena yang melekat dengan ormas agama. Itu tercermin dalam pembahasan sejumlah undang-undang maupun peraturan daerah.
Di samping sejumlah ormas baru yang mendominasi wacana publik, ormas lama masih memainkan peranan penting dalam perjalanan reformasi. Berbeda dengan ormas baru, ormas lama cenderung menancapkan kuku-kukunya di jalur kelembagaan negara sehingga lebih banyak bermain di tataran atas. Pengaruhnya di dalam politik jalanan tak lagi terdengar, namun memiliki kekuatan besar dalam penyelenggaraan negara. Ormas Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), misalnya, lewat elite politiknya menunjukkan pengaruh dominan di antara ormas-ormas lainnya, baik di jajaran eksekutif maupun legislatif. Bahkan, elite politik berasal dari NU, Muhammadiyah, dan GMNI menunjukkan grafik menaik setelah runtuhnya kekuatan Golkar dalam Pemilu 1999.
Dengan melihat komposisi kekuatan ormas-ormas lama yang masih cukup masif menguasai kekuasaan negara, sesungguhnya potensi perdamaian dan kekuatan untuk mengawal demokrasi bisa berasal dari sana.


PENGARUH STRES TERHADAP PSIKOLOGI SISWA







 DISUSUN OLEH

ALIEF IHRAM FATANY
ERWIN ADRIANSYAH
MUHAMMAD TAQWA RAHMAN





PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS 3 MAKASSAR
2007

LEMBAR PENGESAHAN

“PENGARUH STRES TERHADAP PSIKOLOGI SISWA”
Identitas siswa :
I.Nama         =Alief Ihram Fatany
                             Nis/No.urut=2420169/04                                                                          
                             Kelas          =XII IPA F
                         II.Nama          =Erwin Adriansyah
                             Nis/No.urut=2419900/17
                             Kelas          =XII IPA F
                        III.Nama         =Muhammad Taqwa Rahman
                             Nis/No.urut=2420070/31
                             Kelas          =XII IPA F
Makassar,19 Maret 2007

Ketua Mata Pelajaran Mulok,                                                Guru Pembimbing,



Abd.Hajar S.Pd,M.Pd.                                                   Dra.Hj.Marlan Martini
Nip:132094541                                                                 Nip:131639976

Diketahui
Pimpinan Satuan Pendidikan




Drs.Ambo Sakka M
Nip:131416680

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya besar kecilnya masalah yang menegangkan tersebut adalah relatif,tergantung dari tinggi rendahnya kedewasaan kepribadian serta bagaimana sudut pandang seseorang dalam menghadapinya.Sebagian besar dari mereka yang mengalami ketegangan mengambil jalan pintas dengan menghisap rokok secara berlebihan,obat penenang,minaman keras dan lain sebagainya,dengan harapan terhindar dari stres.Mereka tidak menyadari bahwa menghindari stres dengan melakukan hal yang salah akan dapat menerima akibat dari kesehatan yang amat buruk.
Setiap manusia dari berbagai lapisan bisa saja mengalami ketegangan hidup yang diakibatkan adanya tuntutan dan tantangan,kesulitan,ancaman ataupun ketakutan terhadap bahaya kehidupan yang semakin sulit terpecahkan,sehingga sering kali didapati seseorang mengalami ketegangan psikologi,merasakan keluhan yang kadang memerlukan perawatan dan pengobatan.
B.Rumusan Masalah
a. Identifikasi Masalah  
Berdasarkan latar belakang di atas,timbulnya stres disebabkan oleh situasi lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit fisik dan mental seorang siswa yang akhirnya dapat menurunkan produktifitas belajar dan ketidakmampuan dalam berpikir.
Pengaruh stress yang dialami siswa terjadi disebabkan karena adanya tekanan-tekanan dalam proses pembelajaran yang melebihi ambang kewajaran dan disertai dengan kurangnya dukungan yang dibutuhkan seseorang dari berbagai pihak.
b. Rumusan Masalah  
1)Apakah yang dapat menimbulkan terjadinya stres pada siswa ?
2)Bagaimana proses stres itu terjadi ?
3)Apakah stres dapat menimbulkan kejiwaan ?
4)Bagaimanakah cara untuk mengatasi stres?


c. Cara Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah yang telah dikemukakan di atas,maka akan diadakan penelitian melalui penyebaran angket yang diadakan pada siswa-siswi kelas X-A,XI IPA C,dan XII IPA F SMA Negeri 3 Makassar.
C.Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Stres Terhadap Psikologi Siswa.
D. Manfaat
Ø   Bagi penulis : sebagai latihan dalam membuat karya ilmiah sekaligus dapat    menambah pengetahuan dari berbagai ilmu dari pengaruh stress terhadap psikologi siswa.
Ø   Bagi siswa : 1.Agar dapat mengetahui bahwa dampak negatif dari stres dapat merusak fisik dan mental.
2.Agar dapat mengetahui cara penaggulangan stres bagi pelajar.
Ø   Bagi Guru : Sebagai pembimbing dan motivator untuk membantu dalam menyusun karya ilmiah.
Ø   Bagi Orang tua : Agar orang tua dapat mendidik anaknya dengan baik.
Ø   Bagi perpustakaan : Sebagai sarana pembelajaran untuk memberitahukan kepada seluruh siswa/siswi agar dapat mengetahui pengaruh stress terhadap psikologi siswa.
Ø   Bagi masyarakat : Dengan memahami konsep stres adalah penting untuk dapat membantu mengurangi efek dari stres yang ditimbulkan sebab stres sesungguhnya tidak dapat dihilangkan dari proses kehidupan,namun juga diperlukan untuk proses pertumbuhan dan kematangan pribadi.








BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian  
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Makassar pada tanggal 10 Maret 2007.
B. Populasi dan Sampel  
Populasi dalam penelitian ini terbagi atas dua yaitu populasi target dan populasi terjangkau.
Populasi target adalah siswa/siswi SMA Negeri 3 Makassar,sedangkan
Populasi terjangkau adalah siswa/siswi kelas X-A,XI IPA C dan XII IPA F.
C. Instrumen Penelitian  
Penelitian ini menggunakan metode penyebaran angket pada masing-masing kelas X,XII,XIII.
D. Teknik Pengumpulan Data   
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah melalui penyebaran angket.Karena melalui penyebaran angket inilah diperoleh data-data yang menunjang dalam proses pembuatan karya tulis ilmiah ini. 




BAB II
KAJIAN TEORI
A.Pengertian Stres
Stres adalah respons tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu,suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari,setiap orang mengalaminya,stress memberi dampak secara total pada individu yaitu terhadap fisik,psikologis,intelektual,social dan spiritual.
B.Sumber Stres
Sumber stress dapat berasal dari dalam tubuh dan diluar tubuh,sumber stress dapat berupa biologik/fisiologik,kimia,psikologik,sosial dan spiritual,terjadinya stres karena stressor tersebut dirasakan dan dipersepsikan oleh individu sebagai suatu ancaman,sehingga menimbulkan kecemasan yang merupakan tanda umum dan awal dari gangguan kesehatan fisik dan psikologis.
Untuk memahami sumber stress belajar,kita harus melihat stres belajar ini sebagai interaksi dari beberapa faktor,yaitu stres dipelajaran itu sendiri sebagai faktor eksternal dan faktor internal seperti karakter dan persepsi dari siswa itu sendiri.Dengan kata lain stres belajar tidak semata-mata disebabkan masalah internal,sebab reaksi terhadap stimulus akan sangat tergantung pada reaksi subjektif individu masing-masing.

C.Kondisi Pelajaran  
-Lingkungan belajar : Kondisi belajar yang buruk berpotensi menjadi penyebab siswa mudah jatuh sakit,mudah stres,sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktifitas belajar.
-Overload :Sebenarnya overload ini dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif.Dikatakan overload secara kuantitatif jika banyaknya pelajaran yang ditargetkan melebihi kapasitas siswa tersebut.Akibatnya siswa tersebut mudah lelah dan berada dalam tegangan tinggi.





BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  A.Hasil Penelitian
Hasil penelitian diperoleh gambaran tentang persepsi siswa SMA Negeri 3 Makassar dengan jumlah 30 responden mengenai pengaruh stress terhadap psikologis siswa.Deskripsi jawaban responden memperlihatkan berbagai persepsi siswa SMA Negeri 3 Makassar sebagai berikut :
Soal :
1.Apakah anda pernah mengalami stres ?
2.Apakah anda sering merasa tegang dan cemas dalam menghadapi masalah ?
3.Apakah anda sering merasa kurang puas dengan hasil kerja anda ?
4.Apakah anda sering mengurung diri sewaktu menghadapi masalah yang tidak bisa dipecahkan ?
5.Apakah anda merasa kehilangan daya konsentrasi waktu belajar akibat masalah yang sulit untuk dipecahkan ?
6.Apakah anda sering kurang percaya diri dalam mengerjakan tugas akibat masalah yang berlarut-larut ?
7.Apakah anda sering merasa daya kreativitas anda menurun dalam menghadapi masalah ?
8.Apakah anda sering mengalami lelah mental terhadap masalah yang berlarut-larut ?
9 Dalam menghadapi masalah yang berlarut-larut,apakah rasa percaya diri anda menurun ?
10.Apakah anda merasa depresi dalam menghadapi masalah yang sulit dipecahkan ?







Tabel data hasil penelitian
Kode pertanyaan
Jawaban
Responden
Persentase
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
1
Sering
4
10
13%
33%

Kadang-kadang
4
8
13%
27%

Jarang
2
2
7%
7%

Tidak pernah
2
-
7%
-
2
Sering
2
9
7%
30%

Kadang-kadang
5
9
17%
30%

Jarang
3
2
10%
7%

Tidak pernah
-
-
-
-
3
Sering
4
7
13%
23%

Kadang-kadang
5
12
17%
40%

Jarang
-
2
-
7%

Tidak pernah
1
-
3%
-
4
Sering
1
6
3%
20%

Kadang-kadang
3
4
10%
13%

Jarang
2
7
7%
23%

Tidak pernah
3
3
10%
10%
5
Sering
2
9
7%
30%

Kadang-kadang
6
9
20%
30%

Jarang
1
2
3%
7%

Tidak pernah
-
-
-
-
6
Sering
1
2
3%
7%

Kadang-kadang
3
12
10%
40%

Jarang
5
6
17%
20%

Tidak pernah
1
-
3%
-
7
Sering
2
4
7%
13%

Kadang-kadang
3
10
10%
33%

Jarang
4
3
13%
10%

Tidak pernah
1
2
3%
7%
8
Sering
3
3
10%
10%

Kadang-kadang
2
6
7%
20%

Jarang
5
6
17%
20%

Tidak pernah
1
4
3%
13%
9
Sering
3
4
10%
13%

Kadang-kadang
1
8
3%
27%

Jarang
5
4
17%
13%

Tidak pernah
1
3
3%
10%
10
Sering
2
4
7%
13%

Kadang-kadang
3
5
10%
17%

Jarang
1
6
3%
20%

Tidak pernah
3
4
10%
13%

   B.Pembahasan
Berdasarkan table data hasil penelitian terlihat berbagai persepsi siswa SMA Negeri 3 Makassar mengenai pengaruh stres terhadap psikologis siswa.Dari jawaban responden yang menyatakan bahwa siswa SMA Negeri 3 Makassar yang sering mengalami stress adalah sebagai berikut:
1.Siswa laki-laki yang sering mengalami stres berjumlah 4 siswa (13%),kadang-kadang mengalami stres berjumlah 4 siswa(13%),jarang mengalami stress berjumlah 2 siswa       ( 7%)dan siswa yang tidak pernah mengalami stres berjumlah 2 siswa (7%).
2.Siswa perempuan yang sering mengalami stres berjumlah 10 siswa (33%),kadang-kadang mengalami stress berjumlah 8 siswa(27%),jarang mengalami stress berjumlah 2 siswa(7%)dan siswa yang tidak pernah mengalami stress berjumlah 0 siswa (0%).

Jadi berdasarkan hasil responden oleh siswa SMA Negeri 3 Makassar terlihat bahwa siswa yang lebih sering mengalami stres adalah siswa  perempuan.













BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Stres adalah respons tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu,sehingga munculnya masalah –masalah yang berhubungan dengan kesehatan,psikologis,intelektual,sosial dan spiritual.Berdasarkan hasil penelitian bahwa siswa laki-laki yang sering mengalami stres sekitar 13 %-26%,sedangkan siswa perempuan yang sering mengalami stres sekitar 33%-60%.Angka hasil penelitian ini cukup besar bagi setiap siswa laki-laki maupun siswa perempuan.Tentunya untuk mengatasi stres bagi siswa yaitu olah raga,minum air putih,pijat,makan makanan bergizi,tidur dan lain-lain. 

B.Saran
1.Sekolah seharusnya memberi perhatian yang lebih terhadap siswa kurang mampu dalam hal administrasi.
2.Diharapkan guru mampu memberikan toleransi kepada siswa-siswi dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan.
3.Siswa-siswi diharapkan untuk lebih mengefisiensikan waktu dalam mengerjakan tugas sekolah.










 

DAFTAR PUSTAKA

Rasmin.2004.Stres,koping dan adaptasi.Surabaya:Sagung Seto.
Swarth,Judith.1986.Stres dan Nutrisi.Jakarta:Bumi Aksara
Makin,Peter E.,and Patricia A Lindley.1989.Mengatasi Stres secara positif.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
W.W.W.L-psikologi .com/masalah/igolus.html.
W.W.W.Psikologi-untar.com/psikologi/skripsi.



















KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subehanahu Wata’ala karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Penyusunan karya ilmiah ini berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan serta literatur-literatur dari beberapa sumber.Selain itu,karya ilmiah ini disusun secara sistematis dengan mengikuti aturan bahasa yang tepat dan telah disempurnakan agar para pembaca dapat lebih mudah memahami isi karya ilmiah ini.
Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang berifat membangun dari para pembaca untuk dapat menyempurnakannya.
Melalui karya ilmiah ini kami juga mengucapkan banyak terimah kasih kepada guru pembimbing mata pelajaran muatan lokal Dra.Hj.Marlan Hartini,orang tua kami serta teman-teman yang telah mendukung dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Semoga karya ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi siswa SMA Negeri 3 Makassar.




Makassar,….April 2007


Penulis
  






ABSTRAK

Karya tulis yang berjudul Pengaruh  Stres Terhadap Psikologi Siswa dilaksanakan pada lingkungan sekolah SMA Negeri 3 Makassar dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi melalui penyebaran angket.Sample yang diambil adalah siswa kelas, XI IPA dan X-A yang terdiri dari 20 orang.
Masalah yang diteliti dalam karya tulis ini adalah bagaimana pengaruh Stres Terhadap Psikologi Siswa.Hasil penelitian dari karya tulis ini adalah semua siswa SMA Negeri 3 Makassar.




















                                                                                                      

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................. i
Lembar Pengesahan........................................................................................ ii
Kata Pengantar................................................................................................ iii
Abstrak............................................................................................................ iv
Daftar Isi......................................................................................................... v
BAB I Pendahuluan
               A. Latar Belakang............................................................................ 1
               B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
                     a. Identifikasi Masalah............................................................... 1
                     b. Rumusan Masalah.................................................................. 1
                     c. Cara Pemecahan Masalah....................................................... 2
               C. Tujuan.......................................................................................... 2
               D. Manfaat....................................................................................... 2
BAB II Kajian Teori
               A. Pengertian Stres.......................................................................... 3
               B. Sumber Stres............................................................................... 3
               C. Kondisi Pelajaran........................................................................ 3
BAB III Metode Penelitian
               A.Pengertian Stres............................................................................ 4
               B.Sumber Stres................................................................................. 4
               C.Kondisi Pelajaran.......................................................................... 4
BAB IV Hasil Penelitian dan Pmbahasan....................................................... 6
BAB V  Penutup
               A.Kesimpulan.................................................................................. 10
               B.Saran............................................................................................ 10